Tuesday, April 24, 2007

Edisi perdana



Aku dilahirkan dr keluarga pedagang,bahkan klo org bernyanyi nenek moyang seorang pelaut,maka aku bernyanyi nenek moyangku adalah pedagang. Dan aku bangga menjadi anak pedagang karena orang tuaku bisa berhasil menyekolahkan anak2nya sampai kuliah juga dari hasil berdagang.

Aku ingat betul ketika ada seorang anak guru yg curhat karena gak bisa kuliah. Dan sejak itu aku bersyukur punya orang tua pedagang.Walaupun dimasyarakat seorang pedagang diderajatkan lebih rendah dari pegawai negri atau pegawai kantoran.

Dan hobbiku berdagang juga menjadikan ketika aku kuliah tidak pernah kekurangan uang bahkan sering meminjami teman yg kehabisan bekal kos. Bukan karena uang sakunya banyak.Jujur saja bapakku termasuk org yg ketat dan tidak memanjakan anak2nya dg uang yg banyak.Kami diberi uang saku yg ngepres hanya cukup buat makan dan ngebis.gak ada modal untuk seneng2 atau foya-foya.

Namun karena hobbi dagang itu alhamdulillah sering ada pemasukkan buat nambah2 uang jajan. Dan karenanya aku punya kebiasaan ketika uang saku udah mepet bukannya diirit2 tapi malah aku beli makannya yg enak!! contohnya ketika pulang praktek malam dr rumah sakit aku makan pagi kantin RS dg menu ayam goreng istimewa(klo utk ukuran mhsw makanan itumuahal) Dengan tujuan badan sehat,kuat semangat tar pulang bisa menjahit jilbab2 cantik utk dijual..hehehehe.coba klo ngirit gak makan malah gak semangat nyari pemasukan kan???....

Sampai ketika aku menikah dg abi aku kaget banget dan perlu waktu utk adapatasi karena biasa nyari uang sewaktu2 dan berubah menjadi menunggu tanggal gajihan.Dan terasa kaya byur pet jadi ketika tanggal muda seneng banget mau gajihan tapi tanggal tua harus hemat krn persediaan menipis.sebenarnya itu juga bukan hal yg jelek atau tidak bagus cuma akunya perlu mebiasakan diri nerimo beda dg ketika berdagang klo uang habis ya dagang lagiiii dan berdoa biar dagangan laku.

Bahkan sekarang2 abi sudah teracuni juga untuk berdagang...dan bahwa hidup dg berdagang itu asyik,penuh harap-harap disetiap waktunya.dan tidak melulu mengandalkan gajih...sampai suatu ketika ada kawan yg cerita,'' itu simpiers anu,masa istrinya berdagang gak malu.'' aku kaget sambil bertanya,''memang kenapa dengan berdagang?'' dia jawab dg cueknya,'' dagang gitu loh mba,....mending kaya manager.''sreeeeeeeeeeet hati tersayat.pelan-pelan kujawab walopun hati sakit,''tahu nggak mba? padahal aku bilang ke abi kalau pulang mau jadi perawat lagi gak boleh sm abi tp kalo mau dagang boleh dg alasan dagang lebih bebas managemen waktunya.bisa menjadi bos wlopun utk diri sendiri.'' Dan orang diam walaupun tampak tidak spendapat.

Namun kata-katanya yg merendahkan hobbi org berdagnag cukup mengusikku.
Ahh dia belum tahu kedahsyatan berdagang kali atau sekedar menertawakan tanpa tahu artinya.
Ahh dia belum menyaksikan kepedihan2 orang yg kekuarangan dan bisa bangkit dg jalan berdagang.
Ahh dia belum tahu kisah seorang manager kelas tinggi diindo sana yang jatuh sejatuh-jatuhnya bahkan sampai makan hanya dg lauk garam.ketika krisis melanda.
Tidakkah dia ingat? bahwa rosul juga berdagang?
Tidakah dia ingat bahwa kunci-kunci rejeki itu 90 persen ada diperdagangan dan sisanya yg sepuluh di bidang lain?
Tidakkah dia ingat bahwa dari semua aktifitas produksi,pertanian dll ujung tombaknya adalah marketing/berdagang?....
Ahh kenapa sebegitu mudahnya dia merendahkan dan menertawakan orang yg berdagang?
Ahh dia tidak tahu begitu bahagianya aku ketika setiap kangen aku bisa datang ketempat orgtuaku bekerja?Dan beda dengan anak3ku yg tdk bisa menemui abinya kekantornya walaupun kangen.Dan sering merengek agar abi libur saja setiap hari biar bisa bermain dg mereka....
Ahh bagiku sebenarnya apapaun keadaannya selayanya kita jangan menertawakan atau bahkan merendahkan hobbi dan profesi orang lain.........